CaPer ( Catatan Perjalanan ) Silaturohim Pengurus Keluarga KH Imam Haromain – Kudus ke Pare (Bagian 2 – Habis)
Assalamu’alikum Warohmatullah Wabarokatuh,
Alhamdulillahi robbil alamin, sholawat serta salam untuk Nabi Muhammad SAW, tidak lupa doa untuk semua leluhur Keluarga kita masing – masing.
Menyambung dan seperti telah diceritakan pada bagian 1 perjalanan silaturohim pengurus Keluarga KH Imam Haromain – Kudus ke kota Pare, Kediri. Setelah mampir di kediaman santri dari KH Ulinnuha Arwani, kami mampir juga dirumah Kiai, santri dari KH Arwani Amin didaerah Pare juga dan untuk kedua kalinya kami mendapatkan rezeki sarapan dengan menu yang khas, telur bumbu cabe merah agak pedas dan beberapa lauk kemudian ada tambahan serupa rawon daging yang kuahnya hangat yang cocok dijadikan sarapan oleh beberapa saudara dari pengurus Keluarga KH Imam Haromain – Kudus, dan tidak lupa krupuk yang gurih. Sebelum sarapan kami sempat mencicipi makanan pembuka yang khas yaitu pisang rebus yang manis yg dipotong menjadi 3 bagian tetapi masih ada kulitnya yang dimakan hangat – hangat seperti telah diceritakan dibagian pertama.
Setelah bercengkrama dengan tuan rumah dan Keluarga kami akhirnya minta pamit untuk meneruskan perjalanan menuju tempat tujuan utama yaitu didaerah jalan Sudirman Pare di rumah Ibu Mas’amah, karena tidak tahu jalannnya kami diiringi oleh santri abuya KH Ulinnuha Arwani menuju tempatnya. Setelah mobil berjalan kira – kira 15 menitan kami tiba disebuah rumah mobil elf yang kami tumpangi dan mobil crv kami parkir masuk ke halaman rumah.
Kami para pengurus Keluarga yang ada didalam mobil berfikir lho kok sepi dan tidak ada tanda – tandanya Keluarga yang biasa kami hubungi waktu koordinasi mau mengadakan acara ini yaitu mbak Nana (Ratna Hayati) putri pertama dari Ibu Mas’amah dan yang lainnya. Setelah kami turun dan ngobrol nggak taunya kita mampir dulu ke salah satu rumah Keluarga juga yaitu rumah Bapak Nur Cholis suami dari Almarhumah Ibu Masthoah anak dari Almarhum Bp Achmad Idris. Kami sempat diperliatkan foto dari Almarhum bapak Achmad Idris dan kami ambil foto tersebut dengan kamera.
Setelah bercengkrama sedikit mengenai riwayat Keluarga dan lainnya kami melanjutkan perjalanan ke jalan sudirman Pare di tempat acara utama, namun sebelum kami masuk mobil dan jalan kebetulan pihak dari Keluarga ibu Mas’amah menjemput kami di rumah bapak Nur Cholis, yaitu Mas Ibnu Mahmud Junaidi, suami dari mbak Nana dan salah seorang Keluarga.
Setelah masuk mobil kami melanjutkan perjalanan ke tempat acara, tidak terlalu jauh hanya sekitar 1.5 km an dari sana. Acara berlangsung dirumah ibu Mas’amah dijalan Sudirman Pare tepat di pinggir jalan. Atas arahan tuan rumah mobil kami parkir dihalaman sebuah sekolah disamping kanan rumah beliau jadi tidak membuat macet jalanan.Turun dari mobil kami semua dari Kudus menuju ke rumah ibu Masamah.
Sementara itu Mas Shainun Adhim dan driver membawa barang – barang yang dirasa perlu dibawa ke rumah Ibu Masamah atau di buang, kebetulan masih ada beberapa kardus makanan yang dibawa semalam dari Kudus, didalamnya ada makanan (nasi kucing) roti,buah dan air putih KH-Q ( Air mineral Khataman Quran produk Yanbuul Quran ) ditaruh dalam sekotak kardus masing – masing. Untuk nasi kucing ini special kalo tidak salah yang order adalah Mas Shainun adhim, nasi kucing ini nasi sedikit (sekepal) dengan suwir – suwir tahu dan tempe kecil kecil memanjang, rasanya pedes – pedes manis dibungkus kertas. Walaupun seolah sedikit tapi rasanya nikmat dan enak dan cukup mengenyangkan. Sampai di Pare kami berikan ke abang/tukang becak didekat sana.
Shaiun Adhim : Ini Pak ada beberap kardus didalamnya ada nasi kucing dan snack silakan dibawa ..
Abang Becak : Nasi kucing kok dikasih ke orang …. ( becanda )
Shaiun Adhim : Pokoknya dimakan dulu deh ya …
Selang beberapa jam menurut cerita mas Shainun Adhim , abang/tukang becaknya nagih lagi .. ada lagi nggak nasi kucingnya … enak juga
Nah kembali ke cerita Utama, masuk ditempat acara kami liat sudah dipersiapkan kursi sedemikian rupa dan tenda/terpal di salah satu sudut halaman untuk menutup panas matahari. Kami mengisi buku tamu untuk kehadiran dan menerima snack. Setelah sedikit berkenalan dengan tuan rumah terutama Ibu Masamah dan Keluarga dimana beliau mempunyai 3 orang putri yaitu Ratna Hayati, Rita Multiningrum dan Rini Murtisari. Ibu Ratna Hayati bersuami Ibnu Mahmud Junaidi tinggal di Pare, Rita Multiningrum bersuami Hafizd Rahmantoro tinggal di daerah Cirebon dan Rini Multisari tinggal di Surabaya.
Kami di persilahkan duduk dan sebelum acara dimulai kami dipersilakan untuk menikmati menu sarapan yang disajikan yaitu rawon daging. Rasanya nikmat sekali , jadi pada hari itu kami mendapatkan rezeki sarapan untuk yang ketiga kalinya, dengan menu yang khas di masing – masing tempat. Alhamdulillah semoga yang bersangkutan diberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda oleh Allah SWT.
Kurang lebih pada pukul 9 an pagi tanggal 24-Maret-2013 acara dimulai , susunan acara pada saat itu antara lain :
1. Pembukaan acara oleh pembawa acara dari pihak tuan rumah.
2. Pembacaan ayat suci Al-Quran.
3. Sambutan dari pihak tuan rumah yang diwakili oleh Bp. Ibnu Mahmud Junaidi (suami Ibu Ratna Hayati).
4. Sambutan dari ketua pengurus Keluarga KH Imam Haromain – Kudus oleh Bp. Zulfa Kamal.
5. Mauidhoh Hasanah oleh Abuya KH Mc. Ulinnuha Arwani
6. Pendataan Silsilah dan data Keluarga dari Pare/Kediri/Jawa Timur dan sekitarnya di pimpin oleh Bp. Aslim Akmal.
7. Istirahat + Makan Siang Prasmanan .
8. Doa oleh KH. Mc. Ulil Albab Arwani
9. Penutup acara dan ucapan terima kasih dari Pengurus Keluarga KH. Imam Haromain oleh Bp. Zulfa Kamal.
10. Foto Keluarga.
Kami para pengurus Keluarga dari Kudus sangat berterima kasih atas kelapangan dan penerimaan terhadap kedatangan kami yang sangat luar biasa dan diluar expectasi kami , untuk semua Keluarga terutama pihak tuan rumah, baik itu dalam hal sambutan persiapan dan terutama akomodasi yang pastinya tidak sedikit, semoga semua ini diganti dengan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Disamping itu dengan banyaknya tamu/Keluarga yang hadir yang tentu sangat kami hargai , yang ini menandakan bahwa kita semua tahu arti pentingnya silaturahmi seperti yang telah disampaikan oleh Abuya Ulin, dalam hadist Al-Bukhari yang artinya “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, dan ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi”.
Dan Abuya Ulin menuturkan juga kenapa kita para keluarga dari Kudus mau repot – repot datang jauh – jauh dari Kudus ke Pare Kediri dan juga ada dari Keluarga Kediri yang datang jauh – jauh dari Nusa tenggara dan Sulawesi, ini karena apa? karena kita/kami semua ini adalah sedarah, sekeluarga, jadi harus tetap dijalin erat tali kekeluargaannya karena ini anjuran agama Islam juga.
Dan kamipun berharap jalinan acara silaturahim Keluarga besar KH Imam Haromain akan tetapi berlangsung, walaupun mungkin tidak bisa secara bersama dikumpulkan di kota Kudus seperti acara rutin tahunan setiap tanggal 2 Syawal, mudah – mudahan ada acara lokal dimasing – masing tempat yang serupa dan mirip yang intinya menjalin tali silaturahim.
Sekitar pukul 11:30 an semua acara silaturahim selesai yang diakhiri dengan foto Keluarga untuk kenang – kenangan. Setelah dirasa cukup foto diantara semua Keluarga, kami berpamitan untuk kembali meneruskan perjalanan pulang ke Kudus. Satu persatu kami masuk ke mobil yang diparkir dihalaman sekolah samping tempat acara dan melanjutkan perjalanan pulang ke kota Kudus.
Insya Allah, sesuai rencana sebelumnya, pada saat pulang ke Kudus kami menyempatkan mampir ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Setelah memarkir mobil ditempat parkir kami berjalan menuju makam Almarhum KH Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) Presiden RI ke 4. Kami melakukan doa dan tahlil yang dipimpin oleh Abuya Ulin. Dan tepat waktu sholat dhuhur kami melaksanakan sholat jamak qosor dhuhur ashar dimasjid pondok pesantren Tebuireng dengan Imam Abuya Ulin.
Setelah selesai sholat, kurang lebih pukul 13:00 siang kami melanjutkan perjalanan ke Kota Kudus lewat rute Jombang-Babat-Tuban-Rembang-Pati-Kudus. Jalan disiang hari lumayan membuat mengantuk, tetapi jalan yang bergelombang membuat antara tidur dan bangun. Alhamdulillah ada bekal makanan yang telah dibawakan oleh tuan rumah ke kami dan beberapa makanan riang oleh santri Abuya sehingga di mobil kami bisa mengisi perut untuk mengobati lapar di perjalanan.
Didaerah sekitar babat mobil elf dan mobil crv berpisah karena kebanyakan penumpang elf pingin mencicipi wingko yang asli daerah babat untuk sekedar oleh – oleh untuk Keluarga di Kudus. Disekitar pasar babat didekat tikungan letter L kami turun dan menanyakan harga wingko babat. Oleh Mas driver mobil elf kami disarankan dan di antarkan ke tempat pembuat wingko babatnya , tidak jauh dari tikungan pasar babat masuk kiri ke gang yang ada tiang listriknya tepat dipinggir gang. Ditempat pembuatan wingko babat kita bisa melihat peralatan untuk membuatnya. Sayangnya pada saatnya itu sudah sore jadi kita tidak bisa melihat proses pembuatan karena kali sudah selesai untuk hari itu. Harga disana lebih murah. Kalo di luar harga seloyangnya 10.000 rupiah kalo di tempat bikinnya bisa dapat 8000 rupiah. Enak juga .. ini namanya wingko babat yang asli dari daerah babat .. biasanya kami orang kudus beli wingko babatnya di semarang
Setelah masing – masing dari kami membeli wingko babat kami langsung melanjutkan perjalanan ke Kudus. Hari sudah sore menjelang magrib. Beberapa tempat di perjalanan kami menemukan jalan yang rusak terutama didaerah sekitar lasem menimbulkan debu, sehingga ada truk pengangkut air yang mondar – mandir menyiram jalan untuk menghindari debu.
Tiba di daerah antara Rembang dan Juwono /Pati kami berhenti dipompa bensin karena sudah tiba saat sholat magrib. Kami sholat berjamaah , jamak qosor magrib isyak dengan imam bp. Zulfa Kamal. Setelah sholat dan istirahat sejenak kami meneruskan perjalanan yang memang tidak terlalu jauh lagi ke kota Kudus, atas keinginan bersama – sama kami akan mencari tempat makan malam dan usulan dari bp. Aslim Akmal dipilihkan tempat makan malam ikan bakar didaerah juwono/pati, tepatnya dipinggir kiri jalan arah juwono-pati.
Walaupun tempatnya dipinggir jalan dan sederhana tetapi ikan bakar dan bumbunya enak dan sambalnya yang khas jadi menambah nikmat waktu dimakan dan ditambah lalapan yang segar, apalagi makannya bersama – sama jadi tambah nikmat. Indahnya kebersamaan. Kami memesan 4 ikan bakar untuk dimakan 11 orang.
Setelah dirasa cukup istirahat dan makan malam, kami melanjutkan perjalanan ke kudus yang kurang lebih tinggal 1 jam perjalanan lagi. Tiba didaerah perbatasan kudus bagian timur sekitar pukul 20:00 malam didaerah rendeng Bp. Zulfa Kamal dan Bp. Amar Ma’ruf minta ijin turun duluan karena rumahnya deket daerah situ, sisanya kami bersembilan akan turun di tempat semula yaitu di Pondok Pesantren Yanbuul Quran daerah menara Kudus.
Tiba di Kudus pukul 20:30 an malam kami turun saling bersalaman dan berpamitan untuk pulang ke rumah masing – masing tidak lupa mengucapkan terima kasih ke mas driver nya yang telah mengantarkan dengan mobil elf pergi dan pulang dengan selamat dan syukur Alhamdulillah kepada Allah semua rencana yang telah direncanakan dari 3 bulan sebelumnya bisa berjalan secara lancar.
Semoga semua hal ini, yang ada di dalam catatan perjalanan pengurus Keluarga besar KH Imam Haromain – Kudus, bisa menjadikan inspirasi dan motivasi ke semua pembaca untuk melakukan hal yang sama dalam menjalin hubungan silaturahmi dan kekeluargaan kita semua masing – masing. Aamiin.
Akhirul Kalam ..
Wassalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh.