Arsip untuk ‘Keluarga’ Kategori
Friday, August 16th, 2013 |
Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh,
Alhamdulillah, halal bihalal dan silaturohim keluarga besar KH Imam Haromain Kudus untuk tahun 1434 H / 2013 M telah dilaksanakan dengan baik pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 2 Syawal / 9 Agustus jam 13:30 – 16:00
Tempat : Rumah Bapak H. Amar Ma’ruf dari rumpun keluarga KH Ahmad.
Alamat : Jl. Menur Kudus
Untuk Foto acara bisa dilihat di : http://haromain.org/zp
Untuk Video acara bisa dilihat di : http://youtube.com/user/keluargaharomain
Wassalamualaikum Warohmatullah Wabarokatuh.
Posted in Keluarga | Tidak ada komentar »
Monday, June 10th, 2013 |
Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh.
Berdasarkan haril rapat yang telah di informasikan oleh Bapak Aslim Akmal lewat jejaring sosial Facebook Keluarga Haromain. Telah diadakan rapat evaluasi forum silaturohim keluarga KH Imam Haromain – Kudus 2013 yang diadakan bertempat di kediaman KH. Mc Ulinnuha Arwani/KH. Mc Ulil Albab Arwani pada tanggal 09-Juni-2013 M/1-sya’ban-1434 H pada pukul kurang lebih 20:00 – 23:00 WIB.
Adapaun hasil dari rapat kurang lebih adalah :
Rapat Evaluasi Forum Silaturrohim Keluarga KH. Imam Haromain menghasilkan beberapa perencanaan antara lain :
1. Pengagendaan acara rutin Silaturrohim dan Halal bi halal tahun 1434 H di kediaman H. Amar Ma’ruf, Nganguk Kudus.
2. Sosialisasi Kartu Tanda Anggota Keluarga Imam Haromain Kudus dan iuran sukarela untuk penguatan posisi kas
4. Penguatan silaturohim antarkeluarga dari jalur yang berbeda.
5. Evaluasi yang sangat positif dari kunjungan pengurus ke Pare Kediri, dan diharapkan ada timbal balik dari kunjungan keluarga Pare meski tidak harus di bulan Syawal.
Untuk Kartu Tanda Anggota yang sebelumnya pernah didiskusikan kurang lebih adalah sbb ( bisa kurang bisa lebih ) :
Seperti yang pernah kami dengar usulan dari Abuya Ulinnuha dari Bp. Aslim Akmal berikut adalah kira – kira model dari kartu anggota keluarga.
- Kartu keluarga ini dilengkapi dengan QR CODE (Quick Response Code), yaitu semacam kode barcode, hanya kalo QR code bisa menampung 1800 karakter.
- Untuk QR code didalam kartu identitas ( ID card ) ini berisi , alamat url di silsilah dari nama yang bersangkutan di www.haromain.org.
- QR code ini bisa di detect oleh handphone yang mempunyai kamera dan sudah di install QR code aplikasi didalamnya ( misal: blackberry, hp android, iphone , nokia dll) dan lansung bisa membuka data diri orang tersebut jika hp tersebut bisa akses internet.
- Dg idcard tsb tujuannya sebagai tanda pengenal sesama keluarga, dan dengan QR code nanti akan bisa melihat/mencocokkan validitas data diri dan data di , walaupun jarang mungkin berguna jika ada tamu keluarga tapi kita tidak pernah bertemu.
- “QR Code” aplikasi berdasar testing yg berjalan baik (Sensitif akurat dan fokus). Untuk Blackberry: Free QR Reader dari Code Muncher TM , Untuk Iphone: QR Reader dari TapMedia.LTd , Untuk Android: QR Droid dari Droidla.
Semoga bermanfaat, barokah dan menambah tali silaturahom dan menjadi inspirasi bagi semua orang.
Wassalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh.
Posted in Keluarga | Tidak ada komentar »
Tuesday, April 23rd, 2013 |
Assalamu’alikum Warohmatullah Wabarokatuh,
Alhamdulillahi robbil alamin, sholawat serta salam untuk Nabi Muhammad SAW, tidak lupa doa untuk semua leluhur Keluarga kita masing – masing.
Menyambung dan seperti telah diceritakan pada bagian 1 perjalanan silaturohim pengurus Keluarga KH Imam Haromain – Kudus ke kota Pare, Kediri. Setelah mampir di kediaman santri dari KH Ulinnuha Arwani, kami mampir juga dirumah Kiai, santri dari KH Arwani Amin didaerah Pare juga dan untuk kedua kalinya kami mendapatkan rezeki sarapan dengan menu yang khas, telur bumbu cabe merah agak pedas dan beberapa lauk kemudian ada tambahan serupa rawon daging yang kuahnya hangat yang cocok dijadikan sarapan oleh beberapa saudara dari pengurus Keluarga KH Imam Haromain – Kudus, dan tidak lupa krupuk yang gurih. Sebelum sarapan kami sempat mencicipi makanan pembuka yang khas yaitu pisang rebus yang manis yg dipotong menjadi 3 bagian tetapi masih ada kulitnya yang dimakan hangat – hangat seperti telah diceritakan dibagian pertama.
Setelah bercengkrama dengan tuan rumah dan Keluarga kami akhirnya minta pamit untuk meneruskan perjalanan menuju tempat tujuan utama yaitu didaerah jalan Sudirman Pare di rumah Ibu Mas’amah, karena tidak tahu jalannnya kami diiringi oleh santri abuya KH Ulinnuha Arwani menuju tempatnya. Setelah mobil berjalan kira – kira 15 menitan kami tiba disebuah rumah mobil elf yang kami tumpangi dan mobil crv kami parkir masuk ke halaman rumah.
Kami para pengurus Keluarga yang ada didalam mobil berfikir lho kok sepi dan tidak ada tanda – tandanya Keluarga yang biasa kami hubungi waktu koordinasi mau mengadakan acara ini yaitu mbak Nana (Ratna Hayati) putri pertama dari Ibu Mas’amah dan yang lainnya. Setelah kami turun dan ngobrol nggak taunya kita mampir dulu ke salah satu rumah Keluarga juga yaitu rumah Bapak Nur Cholis suami dari Almarhumah Ibu Masthoah anak dari Almarhum Bp Achmad Idris. Kami sempat diperliatkan foto dari Almarhum bapak Achmad Idris dan kami ambil foto tersebut dengan kamera.
Setelah bercengkrama sedikit mengenai riwayat Keluarga dan lainnya kami melanjutkan perjalanan ke jalan sudirman Pare di tempat acara utama, namun sebelum kami masuk mobil dan jalan kebetulan pihak dari Keluarga ibu Mas’amah menjemput kami di rumah bapak Nur Cholis, yaitu Mas Ibnu Mahmud Junaidi, suami dari mbak Nana dan salah seorang Keluarga.
Setelah masuk mobil kami melanjutkan perjalanan ke tempat acara, tidak terlalu jauh hanya sekitar 1.5 km an dari sana. Acara berlangsung dirumah ibu Mas’amah dijalan Sudirman Pare tepat di pinggir jalan. Atas arahan tuan rumah mobil kami parkir dihalaman sebuah sekolah disamping kanan rumah beliau jadi tidak membuat macet jalanan.Turun dari mobil kami semua dari Kudus menuju ke rumah ibu Masamah.
Sementara itu Mas Shainun Adhim dan driver membawa barang – barang yang dirasa perlu dibawa ke rumah Ibu Masamah atau di buang, kebetulan masih ada beberapa kardus makanan yang dibawa semalam dari Kudus, didalamnya ada makanan (nasi kucing) roti,buah dan air putih KH-Q ( Air mineral Khataman Quran produk Yanbuul Quran ) ditaruh dalam sekotak kardus masing – masing. Untuk nasi kucing ini special kalo tidak salah yang order adalah Mas Shainun adhim, nasi kucing ini nasi sedikit (sekepal) dengan suwir – suwir tahu dan tempe kecil kecil memanjang, rasanya pedes – pedes manis dibungkus kertas. Walaupun seolah sedikit tapi rasanya nikmat dan enak dan cukup mengenyangkan. Sampai di Pare kami berikan ke abang/tukang becak didekat sana.
Shaiun Adhim : Ini Pak ada beberap kardus didalamnya ada nasi kucing dan snack silakan dibawa ..
Abang Becak : Nasi kucing kok dikasih ke orang …. ( becanda )
Shaiun Adhim : Pokoknya dimakan dulu deh ya …
Selang beberapa jam menurut cerita mas Shainun Adhim , abang/tukang becaknya nagih lagi .. ada lagi nggak nasi kucingnya … enak juga
Nah kembali ke cerita Utama, masuk ditempat acara kami liat sudah dipersiapkan kursi sedemikian rupa dan tenda/terpal di salah satu sudut halaman untuk menutup panas matahari. Kami mengisi buku tamu untuk kehadiran dan menerima snack. Setelah sedikit berkenalan dengan tuan rumah terutama Ibu Masamah dan Keluarga dimana beliau mempunyai 3 orang putri yaitu Ratna Hayati, Rita Multiningrum dan Rini Murtisari. Ibu Ratna Hayati bersuami Ibnu Mahmud Junaidi tinggal di Pare, Rita Multiningrum bersuami Hafizd Rahmantoro tinggal di daerah Cirebon dan Rini Multisari tinggal di Surabaya.
Kami di persilahkan duduk dan sebelum acara dimulai kami dipersilakan untuk menikmati menu sarapan yang disajikan yaitu rawon daging. Rasanya nikmat sekali , jadi pada hari itu kami mendapatkan rezeki sarapan untuk yang ketiga kalinya, dengan menu yang khas di masing – masing tempat. Alhamdulillah semoga yang bersangkutan diberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda oleh Allah SWT.
Kurang lebih pada pukul 9 an pagi tanggal 24-Maret-2013 acara dimulai , susunan acara pada saat itu antara lain :
1. Pembukaan acara oleh pembawa acara dari pihak tuan rumah.
2. Pembacaan ayat suci Al-Quran.
3. Sambutan dari pihak tuan rumah yang diwakili oleh Bp. Ibnu Mahmud Junaidi (suami Ibu Ratna Hayati).
4. Sambutan dari ketua pengurus Keluarga KH Imam Haromain – Kudus oleh Bp. Zulfa Kamal.
5. Mauidhoh Hasanah oleh Abuya KH Mc. Ulinnuha Arwani
6. Pendataan Silsilah dan data Keluarga dari Pare/Kediri/Jawa Timur dan sekitarnya di pimpin oleh Bp. Aslim Akmal.
7. Istirahat + Makan Siang Prasmanan .
8. Doa oleh KH. Mc. Ulil Albab Arwani
9. Penutup acara dan ucapan terima kasih dari Pengurus Keluarga KH. Imam Haromain oleh Bp. Zulfa Kamal.
10. Foto Keluarga.
Kami para pengurus Keluarga dari Kudus sangat berterima kasih atas kelapangan dan penerimaan terhadap kedatangan kami yang sangat luar biasa dan diluar expectasi kami , untuk semua Keluarga terutama pihak tuan rumah, baik itu dalam hal sambutan persiapan dan terutama akomodasi yang pastinya tidak sedikit, semoga semua ini diganti dengan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Disamping itu dengan banyaknya tamu/Keluarga yang hadir yang tentu sangat kami hargai , yang ini menandakan bahwa kita semua tahu arti pentingnya silaturahmi seperti yang telah disampaikan oleh Abuya Ulin, dalam hadist Al-Bukhari yang artinya “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, dan ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi”.
Dan Abuya Ulin menuturkan juga kenapa kita para keluarga dari Kudus mau repot – repot datang jauh – jauh dari Kudus ke Pare Kediri dan juga ada dari Keluarga Kediri yang datang jauh – jauh dari Nusa tenggara dan Sulawesi, ini karena apa? karena kita/kami semua ini adalah sedarah, sekeluarga, jadi harus tetap dijalin erat tali kekeluargaannya karena ini anjuran agama Islam juga.
Dan kamipun berharap jalinan acara silaturahim Keluarga besar KH Imam Haromain akan tetapi berlangsung, walaupun mungkin tidak bisa secara bersama dikumpulkan di kota Kudus seperti acara rutin tahunan setiap tanggal 2 Syawal, mudah – mudahan ada acara lokal dimasing – masing tempat yang serupa dan mirip yang intinya menjalin tali silaturahim.
Sekitar pukul 11:30 an semua acara silaturahim selesai yang diakhiri dengan foto Keluarga untuk kenang – kenangan. Setelah dirasa cukup foto diantara semua Keluarga, kami berpamitan untuk kembali meneruskan perjalanan pulang ke Kudus. Satu persatu kami masuk ke mobil yang diparkir dihalaman sekolah samping tempat acara dan melanjutkan perjalanan pulang ke kota Kudus.
Insya Allah, sesuai rencana sebelumnya, pada saat pulang ke Kudus kami menyempatkan mampir ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Setelah memarkir mobil ditempat parkir kami berjalan menuju makam Almarhum KH Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) Presiden RI ke 4. Kami melakukan doa dan tahlil yang dipimpin oleh Abuya Ulin. Dan tepat waktu sholat dhuhur kami melaksanakan sholat jamak qosor dhuhur ashar dimasjid pondok pesantren Tebuireng dengan Imam Abuya Ulin.
Setelah selesai sholat, kurang lebih pukul 13:00 siang kami melanjutkan perjalanan ke Kota Kudus lewat rute Jombang-Babat-Tuban-Rembang-Pati-Kudus. Jalan disiang hari lumayan membuat mengantuk, tetapi jalan yang bergelombang membuat antara tidur dan bangun. Alhamdulillah ada bekal makanan yang telah dibawakan oleh tuan rumah ke kami dan beberapa makanan riang oleh santri Abuya sehingga di mobil kami bisa mengisi perut untuk mengobati lapar di perjalanan.
Didaerah sekitar babat mobil elf dan mobil crv berpisah karena kebanyakan penumpang elf pingin mencicipi wingko yang asli daerah babat untuk sekedar oleh – oleh untuk Keluarga di Kudus. Disekitar pasar babat didekat tikungan letter L kami turun dan menanyakan harga wingko babat. Oleh Mas driver mobil elf kami disarankan dan di antarkan ke tempat pembuat wingko babatnya , tidak jauh dari tikungan pasar babat masuk kiri ke gang yang ada tiang listriknya tepat dipinggir gang. Ditempat pembuatan wingko babat kita bisa melihat peralatan untuk membuatnya. Sayangnya pada saatnya itu sudah sore jadi kita tidak bisa melihat proses pembuatan karena kali sudah selesai untuk hari itu. Harga disana lebih murah. Kalo di luar harga seloyangnya 10.000 rupiah kalo di tempat bikinnya bisa dapat 8000 rupiah. Enak juga .. ini namanya wingko babat yang asli dari daerah babat .. biasanya kami orang kudus beli wingko babatnya di semarang
Setelah masing – masing dari kami membeli wingko babat kami langsung melanjutkan perjalanan ke Kudus. Hari sudah sore menjelang magrib. Beberapa tempat di perjalanan kami menemukan jalan yang rusak terutama didaerah sekitar lasem menimbulkan debu, sehingga ada truk pengangkut air yang mondar – mandir menyiram jalan untuk menghindari debu.
Tiba di daerah antara Rembang dan Juwono /Pati kami berhenti dipompa bensin karena sudah tiba saat sholat magrib. Kami sholat berjamaah , jamak qosor magrib isyak dengan imam bp. Zulfa Kamal. Setelah sholat dan istirahat sejenak kami meneruskan perjalanan yang memang tidak terlalu jauh lagi ke kota Kudus, atas keinginan bersama – sama kami akan mencari tempat makan malam dan usulan dari bp. Aslim Akmal dipilihkan tempat makan malam ikan bakar didaerah juwono/pati, tepatnya dipinggir kiri jalan arah juwono-pati.
Walaupun tempatnya dipinggir jalan dan sederhana tetapi ikan bakar dan bumbunya enak dan sambalnya yang khas jadi menambah nikmat waktu dimakan dan ditambah lalapan yang segar, apalagi makannya bersama – sama jadi tambah nikmat. Indahnya kebersamaan. Kami memesan 4 ikan bakar untuk dimakan 11 orang.
Setelah dirasa cukup istirahat dan makan malam, kami melanjutkan perjalanan ke kudus yang kurang lebih tinggal 1 jam perjalanan lagi. Tiba didaerah perbatasan kudus bagian timur sekitar pukul 20:00 malam didaerah rendeng Bp. Zulfa Kamal dan Bp. Amar Ma’ruf minta ijin turun duluan karena rumahnya deket daerah situ, sisanya kami bersembilan akan turun di tempat semula yaitu di Pondok Pesantren Yanbuul Quran daerah menara Kudus.
Tiba di Kudus pukul 20:30 an malam kami turun saling bersalaman dan berpamitan untuk pulang ke rumah masing – masing tidak lupa mengucapkan terima kasih ke mas driver nya yang telah mengantarkan dengan mobil elf pergi dan pulang dengan selamat dan syukur Alhamdulillah kepada Allah semua rencana yang telah direncanakan dari 3 bulan sebelumnya bisa berjalan secara lancar.
Semoga semua hal ini, yang ada di dalam catatan perjalanan pengurus Keluarga besar KH Imam Haromain – Kudus, bisa menjadikan inspirasi dan motivasi ke semua pembaca untuk melakukan hal yang sama dalam menjalin hubungan silaturahmi dan kekeluargaan kita semua masing – masing. Aamiin.
Akhirul Kalam ..
Wassalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh.
Posted in Keluarga | Tidak ada komentar »
Wednesday, March 27th, 2013 |
Assalamu’alikum Warohmatullah Wabarokatuh,
Alhamdulillahi robbil alamin, sholawat serta salam untuk Nabi Muhammad SAW, tidak lupa doa untuk semua leluhur Keluarga kita masing – masing. Dalam tulisan ini kami akan menuliskan CaPer ( catatan perjalanan ) dalam rangka menjalin dan menyambung tali silaturahim Keluarga KH Imam Haromain – Kudus yang tinggal di sekitar Pare, Kediri Jawa Timur.
Dengan hanya mengharap Ridlo Allah SWT dalam silaturahim tersebut dan penulisan catatan perjalanan ini kami berharap hal ini akan menjadikan inspirasi bagi pembaca untuk melakukan hal yang sama , menggagas sesuatu hal yang baik untuk selalu tetap melakukan silaturahim terhadap Keluarga kita.
Rencana silaturahim pengurus Keluarga Imam Haromain Kudus ke Pare Kediri Jawa Timur sebelumnya direncanakan pada tanggal 24-25 Desember 2012, berhubung ada sesuatu hal maka rencana tersebut dijadual ulang menjadi tanggal 23-24 Maret 2013.
Sebelumnya, untuk rencana mematangkan acara tersebut pada tanggal 6 Februari 2013 bertempat di pondok Yanbuul Quran dirumah Abuya KH Mc Ulinnuha Arwani diadakan rapat teknis keberangkatan ke Pare Kediri.
Sebelum tanggal keberangkatan 4 hari sebelumnya dikirimkan undangan untuk mengingatkan tanggal 23 Maret 2013 Sabtu malam berkumpul di pondok Yanbuul Quran Kudus di rumah Abuya KH Mc Ulinnuha Arwani/Abah KH Mc Ulil Albab Arwani
Keberangkatan
Sebelum berangkat berdoa bersama dulu bersama KH Mc Ulinnuha Arwani
Suasana berangkat dimobil |
Sekitar jam 20:30 wib tanggal 23 Maret 2013 bertempat di Pondok Yanbuul Quran satu persatu para pengurus yang mau ikut jalan silaturahim berdatangan ke Pondok Yanbuul Quran Kudus, Bp Zulfa Kamal ( saat ini menjadi ketua pengurus Keluarga Imam Haromain ) , Bp Aslim Akmal, Kakak beradik Bp Nur Hidayat (Mantan ketua pertama – tahun sebelumnya) dan Bp Ali Ridlo, Bp Amar Ma’ruf (bendahara), Bp Saiun Adhim, Bp HM Farhan Mukti dan Kakak beradik Bp Choirul Aflah dan Faiq Azmi dan seorang santri pondok Yanbuul Quran ikut dalam perjalanan ini. Sedangkan dari pihak tuan rumah pondok yang ikut adalah Abuya KH Mc Ulinnuha Arwani dan Abah KH Mc Ulil Albab Arwani beserta Ibu Nyai H Zuhairoh, berhubung Ibu Nyai H Nur Ismah sebelumnya dalam keadaan sakit dan dalam proses penyembuhan maka dalam kesempatan tersebut tidak bisa ikut ( Semoga Allah SWT segera memberikan kesembuhan, sehat walafiat aamiin ). |
Setelah ngobrol dan dijamu sebentar dirumah Abah Albab tepat pukul 20:45 an Abuya Ulin memimpin doa bersama dihalaman sambil berdiri bersama semua peserta untuk keselamatan dalam perjalanan menuju pare Kediri Jawa Timur.
Dengan dua buah mobil, Honda CRV dan Isuzu ELF milik travel Yayasan Arwaniyyah Kudus kami satu persatu masuk kedalam mobil total yang ikut dalam rombongan ini adalah 14 orang sudah termasuk sopir mobil.
Perjalanan
Jam menunjukkan pukul 21:00 mobil keluar dari pondok menuju persimpangan sucen sebelah utara masjid menara kudus, dari simpang empat sucen belok kiri ke arah timur langsung tembus ke jalan sudirman dan ke arah Pati. Tiba di Pati cuaca sedikit mendung dan gerimis dan saat sampai didaerah kota Rembang hujan lumayan deras ketika waktu menunjukkan kurang lebih pukul 23:00 an. Rombongan mobil CRV sudah di depan dan Mobil ELF mengiringi dari belakang. Lalu lintas dijalan cukup ramai, tapi ditangan mas sopir ELF Arwaniyyah mobil bisa berjalan lancar dengan sesekali menyisir bahu jalan sebelah kiri diantara truk – truk gandeng dan trailer. Sampai pukul 24:00 suasana didalam mobil ELF diselingi ngobrol soal Keluarga dan aktifitas masing – masing , sambil sesekali di isi diskusi tentang suasana yang baru hangat – hangatnya yaitu soal Pilkada 2013 Bupati Kota kudus yang akan diadakan Mei 2013. Kebetulan dalam peserta silaturahim ada tim sukses dari salah satu calon Bupati 2013, tapi hal itu tidak menjadikan hilangnya suasana demokratis didalam keluarga besar KH Imam Haromain Kudus.
Setelah pukul 24:00 satu persatu para peserta pada tertidur lelap, entah karena capek, suasanan malam yang kanan kiri gelap atau karena memang mempersiapkan kondisi badan untuk silaturahim besok paginya. Pukul 02:00 an dinihari tanggal 24 Maret 2013 rombongan mobil mampir di pompa bensin di sekitar kota Tuban untuk sekedar mungkin istirahat, sholat, dan buang hajat. Setelah dirasa cukup beristirahat perjalan dilanjutkan dari arah kota Tuban belok ke kanan kea rah selatan kearah Babat. Antara Babat dan Jombang sering menjumpai jalan yang bergelombang, mobil bergoyang kekanan dan kekiri , ke atas dan ke bawah seperti naik perahu diatas lautan yang bergelombang.
Tiba didaerah Pare sekitar pukul 04:30 an pagi rencana akan singgah ke santri Abuya ulin di daerah Kencong, agak sebelah timur dari Pare Kota. Tepat sekitar adzan Subuh sampai didaerah rumah santri Abuya Ulin. Suasana daerah yang asri , tentram diantara perkebunan buah Melon yang banyak. Setelah mobil diparkir halaman yang terbilang cukup luas dibawah pohon sawo yang rindang yang sudah berumur puluhan tahun. Rumah menghadap ke selatan dan phon sawo ada didepan rumah, sedangkan disebelah kanan rumah terdapat Mushola yang tidak begitu luas tetapi cukup bersih dan nyaman ada 2 buah kamar mandi dan tempat wudlunya juga.
Satu persatu pada turun dari mobil masuk ke rumah untuk mandi dan wudlu dan sholat subuh berjamaah di Mushola. Jam 05:30 an pagi sambil duduk bersila dikarpet diruang tamu kita disuguhi camilan oleh tuan rumah beberapa makanan ringan dan makanan istimewa pembuka sarapan yaitu jagung rebus setengah matang. Enak juga.Sambil diskusi dan ngobrol sampai jam 06:30 tiba saatnya suguhan sarapan pagi dengan menu sate ayam (lumayan pedas tapi gurih), sayur jamur warna putih (enak nih, belum pernah makan) dan sayurnya pecel ada lauk lainnya, dan krupuk coklat yang enak juga. Kami sangat menghargai atas keramahan bapak ustad ini yang menurut beliau Insya Allah pada 11 Dzulhijjah tahun ini akan diadakan semak’an Alquran yang jamaahnya Insya Allah sampai 30.000 orangan di tempat beliau.
Dirumah H Sholihan – Kencong Pare
Sekitar pukul 07:00 pagi kami minta ijin untuk meneruskan perjalanan dengan diantar tuan rumah sampai ke tempat tujuan , namun sebelumnya kami melakukan foto bersama didepan rumah beliau di bawah pohon sawo yang rindang dan baru banyak – banyaknya berbuah.
Dengan diatar beliau kami menyusur diantara pohon melon yang beberapa siap panen. Namun sebelum ke tempat acara silaturahmi kami dimampirkan dulu untuk silaturahim ke santri Mbah KH Arwani Amin didaerah antara Kencong dan Pare Kota, nama daerahnya lupa. Setelah kami disambut, dipersilakan masuk dan kamipun duduk diruang tamu yang beralaskan karpet sambil bersila. Beberapa makanan kecil ada didepan kami didalam toples sedangkan menu camilan spesialnya adalah pisang rebus yang dipotong dibagi 3 an tapi kulitnya masih ada, rasanya enak dan manis setelah kami nikmati. Semoga apa yang kami makan menjadi berkah atas ijin Allah SWT.
( Insya Allah – Bersambung … )
Wassalamu’alaikum warohmatulloh wabarokatuh.
Posted in Keluarga | Comments Off
Saturday, December 29th, 2012 |
Ada sebuah hadits yang menganjurkan kepada setiap mukmin untuk menghormati tetamunya, “Man kana yu’minu billahi wal yaumil akhiri falyukrim dloifah” barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah menghormati tetamunya.
Anjuran dan ajaran Rasulullah saw diatas itulah yang dipraktikkan oleh Mbah Arwani setiap menerima tetamu, baik tamu itu dikenal maupun tidak dikenal oleh Beliau. Bertamu kepada seorang ‘alim atau kiyai pasti memiliki tujuan khusus, tidak sekedar bersilaturrohim, seperti mengharap kehadirannya dalam suatu majlis atau minimal meminta do’a agar apa yang dihajatkan berhasil dan diridloi Allah Ta’ala.
Keistimewaan Mbah Arwani dalam menerima tetamu adalah selalu menyambutnya dengan senyuman, tutur kata yang lemah lembut, dan berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa halus (kromo inggil) terkecuali kepada famili atau sahabat yang sudah dikenal dekat. Suguhan apapun sudah pasti selalu ada untuk tamu. Jika tetamunya meminta dido’akan pasti Beliau akan mendo’akannya, dan Beliau selalu menyisipkan kata-kata “sae” atau “apik” di sela-sela pembicaraan.
Kata “sae” atau “apik” adalah bahasa Jawa yang artinya “baik”, atau “khair” dalam bahasa Arab. Kata-kata ini sudah mengandung makna do’a karena setiap tetamu yang mengemukakan sesuatu yang hendak dimaksudkan selalu dinilai oleh Mbah Arwani baik. Kebiasaan mulia Mbah Arwani inilah yang dijadikan dasar (justifikasi) masyarakat Kudus khususnya, memberikan predikat kepada Beliau “Kiyai Sae” … sebuah julukan “istimewa” yang tidak akan ditemukan di mana pun … semoga kita mau dan mampu meneladani Sang “Kiyai Sae”, amin
(Aslim Akmal) Pengalaman penulis beberapa kali bersilaturrohim mendampingi ayah dan paman
Posted in Keluarga | Comments Off
Friday, December 28th, 2012 |
KH. Arwani adalah putra kedua dari 12 bersaudara. Saudara-saudara beliau secara berurutan adalah Muzainah, Arwani, Farkhan, Sholikhah, Abdul Muqsith, Khafidz, Ahmad Da’in, Ahmad Malikh, I’anah, Ni’mah, Muflikhah dan Ulya. Dari sekian saudara Mbah Arwani, yang dikenal sama-sama menekuni al-Qur’an adalah Farkhan dan Ahmad Da’in “Sang Jenius”. Ahmad Da’in dikenal jenius karena sudah hafal al-Qur’an terlebih dahulu daripada Mbah Arwani, yakni pada usia 9 tahun. Beliau bahkan hafal hadits Bukhori Muslim dan menguasai Bahasa Arab dan Inggris. Kecerdasan dan kejeniusan Ahmad Da’in inilah yang memacu Mbah Arwani dan adiknya Farkhan, lebih tekun belajar.
Konon, menurut Mbah Sya’roni, kelebihan Mbah Arwani dan saudara-saudaranya adalah berkat orang tuanya yang senang membaca al-Qur’an. Di mana orang tuanya selalu menghatamkan al-Qur’an meski tidak hafal. Selain barokah dari orang tuanya yang cinta kepada al-Qur’an, Mbah Arwani sendiri adalah sosok yang sangat haus akan ilmu. Ini dibuktikan dengan perjalanan panjang beliau berkelana ke berbagai daerah untuk mondok, berguru kepada ulama. Tak kurang, 39 tahun umur beliau dihabiskan untuk mengarungi samudera ilmu.
Diantara pondok pesantren yang pernah disinggahinya adalah pondok Jamsaren (Solo) yang diasuh oleh Kyai Idris, Pondok Tebu Ireng yang diasuh oleh KH. Hasyim Asy’ari dan Pondok Munawir (Krapak) yang diasuh oleh Kyai Munawir. Selama menjadi santri, Mbah Arwani selalu disenangi para guru-guru dan teman-temannya karena kecerdasan dan kesopanannya. Bahkan, karena kesopanan dan kecerdasannya itu, KH. Hasyim Asy’ari sempat menawarinya akan dijadikan menantu. Namun, Mbah Arwani memohon izin kepada KH. Hasyim Asy’ari bermusyawarah dengan orang tuanya. Dan dengan sangat menyesal, orang tuanya tidak bisa menerima tawaran KH. Hasyim Asy’ari, karena kakek Mbah Arwani (KH. Imam Haramain) pernah berpesan agar ayahnya berbesanan dengan orang di sekitar Kudus saja. Akhirnya, Mbah Arwani menikah dengan Ibu Nyai Naqiyyul Khod pada 1935. Bu Naqi adalah puteri dari KH. Abdullah Sajad, yang sebenarnya masih ada hubungan keluarga dengan Mbah Arwani sendiri. Dari pernikahannya dengan Bu Naqi ini, Mbah Arwani diberi empat keturunan. Namun yang masih sampai sekarang tinggal dua, yaitu KH. M. Ulinnuha dan KH. M. Ulil Albab, yang menjadi penerus perjuangan Mbah Arwani mengasuh pondok Yanbu’ul Qur’an hingga sekarang.
Banyak Kyai telah lahir dari pondok yang dirintis Mbah Arwani, seperti KH. Sya’roni Ahmadi, KH. Hisyam, KH. Abdullah Salam (Kajen), KH. Muhammad Manshur, KH. Muharror Ali (Blora), KH. Najib Abdul Qodir (Jogja), KH. Nawawi (Bantul), KH. Marwan (Mranggen), KH. Ah. Hafidz (Mojokerto), KH. Abdullah Umar (Semarang), KH. Hasan Mangli (Magelang), adalah sedikit nama dari ribuan Kyai yang pernah belajar di pondok beliau.
Mbah Arwani wafat pada 1 Oktober 1994 M/25 Rabi’ul Akhir 1415 H dan dimakamkan di lingkungan kediamannya. Beliau meninggal dalam usia 92 tahun. Meski Mbah Arwani sudah tiada, nama Beliau sangat harum di hati masyarakat. Pondok Yanbu’ul Qur’an, Madrasah TBS, Kitab Faidlul Barakat dan berbagai kitab lain yang sempat ditashihnya, menjadi saksi perjuangan beliau dalam mengabdikan dirinya terhadap masyarakat, ilmu, dan Islam.
Kumpulan dari beberapa sumber
Posted in Keluarga | Comments Off
Friday, December 28th, 2012 |
Mbah Arwani, itulah kebiasaan sehari-hari masyarakat Kudus dan para santri memanggil Simbah KH. Arwani almarhum wal maghfuurilah. Beliau adalah cucu Mbah Imam Haromain dari jalur KH. Amin Sa’id (putra ketiga).
Sungguh banyak keteladanan yang ada pada diri Mbah Arwani yang bisa diterapkan oleh siapa saja di zaman krisis keteladanan, seperti sekarang ini. Contohnya adalah peristiwa Mbah Arwani kecopetan dalam bus.
Suatu hari Mbah Arwani pergi ke Semarang naik bus dengan ditemani salah satu santrinya, KH. Muhammad Manshur “Sang Badal”. Dalam perjalanan itu, bus penuh sesak sehingga Mbah Arwani harus berdiri berdesak-desakan dengan para penumpang yang lain.
Seperti adakalanya, kesempitan adalah kesempatan merupakan motto pencopet. Dan kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Sang Pencopet untuk merogoh saku piyama Mbah Arwani, namun kelakuan sang pencopet diketahui oleh Sang Badal. Marahlah Sang Badal dan hendak menempeleng Sang Pencopet, tetapi mbah Arwani mencegahnya sambil menasihati Sang Badal: “Wis elah .. wis elah .. untung ora kuwe sing nyopet” (Biarlah .. biarlah .. beruntung tidak kamu yang jadi copetnya).
Pelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini adalah keikhlasan dan sikap sabar dari sosok Mbah Arwani yang diajarkan secara langsung kepada “Sang Badal” dan kita semua.
Cerita ini bersumber dari Bapak H. Ma’ruf Efendi (mantan sopir pribadi Mbah Arwani)
Posted in Keluarga | Comments Off
Monday, December 24th, 2012 |
Menurut KH. Choiro Zjad TA, Majlis Ta’lim Masjid Langgardalem pertama kali diadakan oleh Mbah Imam Haromain, sepeninggal beliau dilanjutkan oleh putra kedua (KH. Moeslim). Setelah KH. Meslim meninggal, pengajian dilanjutkan oleh oleh muridnya, KH. Chadziq (tetapi tidak berlangsung lama karena KH. Chadziq sakit sampai berbulan-bulan), kemudian Majlis Ta’lim diserahkan dan dilanjutkan oleh KH. Turaichan Adjhuri (adik KH. Chadziq). Setelah KH. Turaichan wafat, Majlis Ta’lim dilanjutkan oleh KH. Choiro Zjad (putra dari KH. Turaichan) hingga sekarang.
Majlis Ta’lim ini dislenggarakan setiap malam Ahad dan malam Rabu dan membahas tema-tema tasawwuf a/l. Nashoihud Diniyyah.
Wallahu a’lam.
Diambil-edit dari FB: Aslim.Akmal
Posted in Keluarga | Comments Off
Monday, December 24th, 2012 |
Suatu hari Mbah Imam Haromain kedatangan salah satu santrinya. Seperti biasanya, Mbah Imam memersilahkan tamunya duduk di sebelahnya di “dipan” tempat beliau tidur. Setelah menyampaikan maksud kedatangannya, tiba-tiba sang santri merasa pantatnya ada yang menggigit, dirabalah pantatnya dan ia menemukan sesuatu yang membuat ia gusar, seekor kutu kecil (orang Kudus menyebutnya “tinggi”). Tanpa sadar dibunuhlah kutu tersebut dan keluarlah aroma khas yang menyengat hidung.Ternyata bau menyengat itu sampai juga tercium oleh Mbah Imam, lalu bertanyalah beliau kepada sang santri.
“Ambune kok koyo tinggi dipateni” – (Baunya kok seperti kutu dibunuh),
Sang santri menimpali “Nggih Mbah, kulo nembe mawon mejahi tinggi” – (Iya mbah saya baru saja membunuh kutu).
Seketika itu Mbah Imam menangis tersedu-sedu.
Sang santri menjadi panik, penasaran dan bertanya-tanya, “Kenging menopo Mbah Imam kok muwun?” (Kenapa mbah kok terisak – isak?).
Setelah cukup lama Mbah Imam menjawab,
“Kowe kudu iso nguripno tinggi sing mbok pateni mau”,(Kamu harus bisa menghidupkan lagi kutu yg baru saja kamu bunuh),
“Tinggi iku mau kancaku, sing nggugah aku wayah tengah wengi”, (Kutu tersebut temanku, yg membangunkan waktu tengah malam)”,
Sopo sing ape nggugah aku nek kancaku mau wis mbok pateni?”(Siapa lagi nanti yg akan ,membangunkan saya lagi kalo sudah kamu bunuh?).
Sang santri termenung … menyesali apa yang telah ia lakukan … “Nyuwun duko soho nyuwun pangapunten Mbah, kulo mboten sengojo mejahi tinggi meniko”
(Saya menyesal dan minta maaf mbah, saya tidak sengaja/khilaf membunuh kutu tersebut).
Sesaat kemudian sang santri berpamitan pulang dengan penuh penyesalan, dan Mbah Imam tetap dalam kesedihannya …
Kisah ini memberi pelajaran kepada para cucu-cucunya agar tidak sewenang-wenang kepada binatang, bisa jadi ia merugikan karena telah mengambil sebagian darah kita untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya, meski jelas, tidak ada penyakit yang disebabkan oleh sang kutu, “tinggi”. Tetapi bagi yang lain ternyata binantang bisa menjadi sahabat terbaiknya … wallahu a’lam
Cerita ini bersumber dari M. Akmal Moeslim (ayah), bapak KH. Choiro Zjad TA, bapak H. Muslih Puspitan (alm), bapak H. Abdul Haq Kauman Menara (alm), [cucu menantu]
Diambil-edit dari FB : Aslim.Akmal
Posted in Keluarga | Comments Off
Monday, October 8th, 2012 |
Berikut adalah beberapa list logo Forum Silaturohim keluarga besar KH. Imam Haromain Kudus.
Bisa dilihat di http://www.haromain.org/haromain/logo
Posted in Keluarga | Comments Off