Arsip untuk ‘Lain-Lain’ Kategori
Tuesday, April 1st, 2014 |
Ketauhidan Akan Sifat Wujud Allah
- www.haromain.org -
Ketika diketengahkan suatu topik tentang islam baik yang berhubungan dengan syariat, alquran, hadist, sejarah
dan lainnya, akan sangat banyak sekali kaum muslimin muslimat yang dengan alimnya menjabarkan detil demi detil
saling lengkap melengkapi antara satu orang dengan yang lain ada yang sepakat dan ada yang sedikit kurang
sepakat namun pada hakikatnya mereka semua orang alim yang berpengetahuan tentang islam.
Lain hari ditengah situasi kemacetan ibukota saya melihat tidak sedikit pengemudi roda 4 dan 2 saling serobot
dan potong, dan anehnya akan kembali tertib lagi ketika nun jauh didepan terlihat seorang polisi berdiri. Oo
mungkin ini ibukota yang dengan penduduk majemuknya wajar jika tiap orang mempunyai karakter yang berbeda.
Tapi pada saat saya berada dikota santri hal tersebut tidak jauh berbeda, saya jadi berfikir sampai dimana
pembelajaran mereka tentang ketauhidan sifat wujud Allah, yang Maha Melihat lebih dari mahluknya, lebih dari
seorang polisi yang berdiri di perempatan dekat dengan simbol – simbol keislaman.
Ingat akan ketauhidan sifat wujud Allah pasti akan menyelesaikan masalah bangsa ini, namun itu tidak mudah.
[Dari Meja "Anak-Cucu Haromain"]
- www.haromain.org -
Posted in Lain-Lain | Tidak ada komentar »
Sunday, March 23rd, 2014 |
Meraih Berbuat Kebaikan dan Ridlo Allah
- www.haromain.org -
Ketika ada seorang teman SD menghubungi lewat BBM minta bantuan untuk membuatkan nama domain (alamat internet) dan aplikasi pengolahan data jamaah suatu kelompok bimbingan haji dikota kelahiran, dengan senang hati intinya terjawab Insya Allah bisa.
Dengan kemampuan seadanya, selesailah sebuah website interaktif beserta aplikasi daftar anggota jamaah. Dalam hati kita seharusnya malu jika meminta harga jasa untuk hal-hal sosial dan kebaikan apalagi keagamaan. Sedangkan diluar sana teramat banyak orang – orang pandai yang bukan orang muslim, dengan mungkin (ikhlasnya) menggratiskan begitu banyak aplikasi yang lebih rumit dan sulit, dan mungkin mereka (percaya) bahwa amal shodaqoh atau menyenangkan ke orang lain akan dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan hal yang tidak akan disangka – sangka.
Harusnya sebagai Muslim kita jauh lebih percaya hal tersebut. Tidak semua hal harus dihargai dengan yang berwujud kebendaan, harusnya kita percaya ada penghargaan yang berbentuk abstrak yang bisa jadi terbayarkan secara kontan ataupun berangsur – angsur atau bisa jadi terbayarkan nanti di hari akhir bisa berbentuk kebendaan maupun tidak yang berwujud kebendaan dan atau sebagai muslim sejati hanya berharap ridlo Allah SWT.
Semoga hal ini menjadikan motivasi kita semua untuk berlomba – lomba meraih berbuat kebaikan kesesama manusia dan berharap keridloan Allah SWT.
[Dari Meja "Anak-Cucu Haromain"]
- www.haromain.org -
Posted in Lain-Lain | Tidak ada komentar »
Saturday, March 15th, 2014 |
Tak Kenal Langsung Maka Tak Sayang
- www.haromain.org -
Ini bukan soal politik,ini soal hubungan sesama manusia. Ketika kami melihat sebagian orang berkomentar sinis bahkan tak jarang negatif terhadap seseorang ataupun seorang anggota dari kelompok tertentu, bagi kami keliatannya kurang matang karena memperoleh berita dari media baik dari elektronik maupun orang lain, dan bukan dari pergaulan diri sendiri terhadap mereka. Dan rasanya kami ingin tersenyum ketika seseorang tersebut pindah dan tinggal bertetanggaan dalam satu lingkungan rumah yang sudah memperlihatkan cara hidup dan bertetanggaan secara baik dan minimal normal dilingkungannya terhadap mereka. Sinis terhadap seseorang atau seseorang dari kelompok tertentu, menjadi simpati.
Dan begitu kecewanya kita ketika mendengar berita dan cerita orang yang selama ini kita pandang baik namun diberitakan mempunyai perangai buruk, kita pun tidak mempunyai hubungan langsung dengan mereka. Mendengar dan melihat dari media. Simpati menjadi kebencian.
Maka dari itu cintaikan seseorang sewajarnya saja, bencilah seseorang sewajarnya saja, orang yang kau cintai suatu saat bisa jadi musuhmu dan kau benci, orang yang kau benci suatu saat bisa jadi orang yang kaucintai, temanmu dan kau lindungi. Hanya cinta kepada Allah dan Rosulnya yang sepenuh hati.
Tak kenal langsung, maka tak sayang dan selalu berfikir baik.Selalu rukun sesama manusia walaupun tinggal dirumah yang berbeda – beda.
[Dari Meja "Anak-Cucu Haromain"]
- www.haromain.org -
Posted in Lain-Lain | Tidak ada komentar »
Wednesday, March 12th, 2014 |
Internet Sosial Media di Lingkungan Kita
- :: www.haromain.org :: -
Meningkatnya pengguna Internet Sosial Media dilingkungan kita baik facebook, twitter, path, line, bbm, whatsapp, dan lainnya, ibarat jamur dimusim hujan,cepat dan banyak.Sebagian keluarga ada yg melarang, sebagian lagi ada yg membebaskan dan sebagian lagi mengijinkan dengan syarat dan pengawasan tertentu.
Namun begitu tidak mudah untuk membatasi pengguna karena hanya dirinya dan Allah yg tahu apa yang dilihat dan dilakukan.Ibarat menggunakan pisau bisa bermanfaat dan membahayakan baik diri sendiri serta lingkungannya, tergantung kadar kedewasaannya, kematangannya dan keimanannnya. Anak kecil tentu perlu diawasi ketika membawa pisau, begitupun orang dewasa perlu diajari kalau perlu diawasi ketika memainkan pisau. Orang gila pasti akan menakutkan jika memegang pisau. Tapi ditangan seorang ibu dan juru masak yang pandai pisau akan membawa manfaat yang luar biasa untuk kita semua.
Internet Sosial Media begitu banyak manfaatnya ditangan orang-orang yang mempunyai kedewasaan, kematangan dan keimanan yang memadai, bisa untuk silaturrahim, jual-beli, persahabatan, hubungan keluarga, motivasi, berbagi ilmu, dan lainnya.Diluar itu tetap diperlukan para tokoh-tokoh yang mempunyai kearifan keilmuan dan keimanan juga untuk menjadi ‘pe-momong’, ‘pelurus’, ‘penyaring’, dan pengawas untuk ‘turun gunung’ bagi anak-anak dan orang-orang dekat yang ada disekitar kita, untuk sekedar menjadi ‘Teman’.
[Artikel Pendek] – [Dari Meja "anak-cucu Haromain"]
- :: www.haromain.org :: -
Posted in Lain-Lain | Tidak ada komentar »
Tuesday, May 14th, 2013 |
Membantu seseorang agar mampu bersekolah dan berhasil ternyata tidak harus dengan memberikan biaya yang besar. Ada pengalaman menarik dari seorang teman, Pak Ismu namanya, yang berhasil membiayai tetangganya hanya dengan modal 10 ekor ayam betina.
Pak Ismu, memang sangat peduli dengan orang miskin, suatu saat didatangi salah satu tetangganya yang mengeluh tidak mampu membayar SPP anaknya yang sekolah di SPG dan ia bermaksud meminjam uang untuk melunasi tunggakannya selama 8 bulan.
Singkat cerita, Pak Ismu memanggil anak tetangganya itu dan memberinya uang 100 ribu (th 1982) agar dibelikan 10 ekor ayam betina yang akan bertelur dan meminta untuk merawatnya dengan baik, nanti kalau ayam-ayam sudah bertelur supaya dikumpulkan untuk dijual. Setiap bulan tidak kurang 100 butir telur dikumpulkan dan dijual ke toko jamu seduh. Hasil penjualan telur ternyata dapat digunakan untuk membayar SPP.
Setelah ayam-ayam sudah tidak bertelur lagi, ayam-ayam tersebut dijual dan hasilnya digantikan ayam-ayam yang akan bertelur,,, demikian terus hingga “si anak” mampu menyelesaikan studinya di SPG tanpa orang tuanya mengeluh lagi karena tidak mampu membayar SPP karena sudah dipenuhi oleh ayam-ayam.
Sekarang “si anak” sudah menjadi guru, bahkan sudah tersertifikasi menjadi guru profesional.
Subhanallah….
Penulis : FB Keluarga ( Aslim.Akmal )
Posted in Lain-Lain | Tidak ada komentar »
Tuesday, January 8th, 2013 |
Meski wasiat ini secara khusus ditujukan kepada para santrinya, namun secara eksplisit wasiat ini untuk segenap kaum muslimin.
Berikut ini wasiat Mbah Arwani :
“Aku wekas karo sliramu: wiwit mongso iki sliramu saben-saben nderes supoyo tartil. mergo senejan mung setitik nanging tartil iku luwih utama lan manfa’at tinimbang oleh akeh nanging ora tartil”.
Mulo wiwit saiki dibiasaaken sing tartil senejan mung oleh sak juz rong juz sedino. Pengendikane Sohabat ‘Abdulloh bin ‘Abbas mengkene, La an aqro-a surotan urottiliha akhabbu ilayya min an Aqro-al qur’aana kullahu.
Kejobo iku sing wis kelakon tur nyoto, yen kulinane nderes tartil iku sak mongso-mongso kepengin nderes rikat temtu biso. Nanging sebalik’e yen biasane nderes rikat bahayane iku yen Deweke dikon nderes tartil temtu ora biso jalan. Mulo sliramu yen ati-ati yen nderes.
Cukup semene wasiatku.
Jika di-Indonesia-kan kira-kira artinya :
”Aku berpesan kepadamu: mulai sekarang setiap kali kamu “nderes” supaya “tartil”. Karena meskipun dapat sedikit tapi tartil itu lebih utama dan bermanfaat dari pada dapat banyak tapi tidak tartil. Karenanya mulai dari sekarang biasakan yang tartil walau hanya dapat satu atau dua juz sehari.
Sabda Shahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas begini: Jika aku membaca satu surat dengan tartil adalah lebih aku sukai dari pada membaca seluruh al-Qur’an.
Selain itu hal yang sudah nyata, jika terbiasa nderes tartil sewaktu-waktu ingin nderes cepat tentu bisa. Tapi sebaliknya jika terbiasa nderes cepat bahayanya jika disuruh nderes tartil tentu tidak bisa jalan. Karenanya kamu hati-hati kalau nderes.
Cukup sekian wasiatku. (tanda tangan beliau).
“Nderes” adalah kegiatan santri untuk menjaga hafalan al-Qur’an dengan cara mengulang-ulang setiap hari secara terus-menerus, atau istilah Arabnya; Muroja’ah atau Takrir
”Tartil” adalah cara membaca al-Qur’an sesuai dengan tata aturan tajwid beserta memerhatikan Makhorijul Akhruf, sehingga tidak terjadi kesamaran kata ataupun hilangnya kata-kata tertentu dalam bacaan. Dan membaca tartil ini relatif susah bila dilafalkan dengan tempo cepat, harus pelan.
Sumber: FB Aslim.Akmal , FB haromain.org
Posted in Lain-Lain | Comments Off
Monday, January 7th, 2013 |
Berikut adalah 6 wasiat Sayyidina Umar Bin Khattab ra. kepada para shabatnya, semoga wasiat tersebut bisa menjadi bahan renungan kita juga untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.
Pertama, bila kalian menemukan aib yang ada dalam diri seseorang, maka galilah aib yang ada dalam diri kalian sendiri, karena aib kalian belum tentu sedikit.
Kedua, bila kalian ingin memusuhi seseorang atau sesuatu, maka musuhilah perut kalian, karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya bagi kalian selain perut kalian sendiri.
Ketiga, bila kalian ingin memuji, pujilah Allah swt, karena tidak ada sesuatu yang lebih banyak memberi kepada kalian dan lebih santun serta lembut kepada kalian selain Dia.
Keempat, bila ada yang ingin kalian tinggalkan, maka tinggalkanlah kesenangan dunia, sebab justru bila kalian tinggalkan kalian akan menjadi terpuji.
Kelima, bila kalian ingin bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati, sebab bila kalian tidak menyiapkan bekal untuk mati kalian akan menderita, rugi dan penuh penyesalan.
Keenam, bila kalian ingin menuntut sesuatu maka tuntutlah akhirat karena kalian tidak akan mendapatkannya kecuali dengan mencarinya.
Itulah enam wasiat dari Sayyidina Umar bin Khattab ra. yang patut kita renungkan dan ikuti.
(Sumber: Facebook: Aslim.Akmal )
Posted in Lain-Lain | Comments Off
Tuesday, January 1st, 2013 |
Setiap akhir dan awal tahun selalu ada kata-kata bijak yang menghiasi hand phone dan facebook. Mengajak muhasabah atau instrospeksi atau mawas diri atau yang lebih dalam lagi artinya menghitung amal yang sudah dilakukan, baik amal ma’ruf maupun amal munkar. Kenapa muhasabah hanya dilakukan setahun sekali? apa bisa menghitung amal yang sudah dilakukan setahun yang lalu? rasanya kok seperti imposible, menghitung amal dalam sehari saja terkadang ada yang luput, apalagi setahun yang lalu, ah … yang bener saja, … ingat temen – temen, al insan mahallul khoto’ wan nisyan, “manusia itu tempatnya salah dan lupa”.
Setidaknya, pernahkah ketika hari menjelang malam, ketika kita akan menutup mata di pembaringan untuk istirahat, kita mengingat-ingat amalan buruk kita selama sehari ini? “Apa tindakan buruk hari ini? Siapa yang aku sakiti hari ini? Dan apa kira-kira dosaku hari ini?”. Ataukah jangan-jangan, kita termasuk orang yang merasa cukup dengan pengabdian dan amal yang kita lakukan?
Coba bandingkan diri kita dengan Rasulullah saw, sosok yang sudah jelas-jelas dijamin syurga dan kehidupan akhiratnya oleh Allah Ta’ala. Beliau termasuk melakukan introspeksi diri setiap hari dengan memohon ampunan sebanyak seratus kali (HR. Muslim). Dalam riwayat Imam Bukhari disebut tujuh puluh kali.
Istighfar dan muhasabah Rasulullah saw seperti tersebut merupkan sikap syukur kepada Allah Ta’ala atas nikmat yang diberikan sekaligus sebagai contoh untuk umatnya. Rasulullah saw adalah pribadi yang ma’shum, bebas dari dosa. Meski begitu menurut sebagian ulama’, disamping sebagai uswah, istighfarnya adalah untuk perkara-perakara yang mubah dilakukan Rasulullah saw, bukan untuk kesalahannya. Maka, kita mestinya lebih banyak lagi melakukan penyadaran diri ini. Karena kita manusia yang tidak ma’shum, tidak memiliki jaminan di akhirat kelak.
Jika kita yang manusia biasa, tidak sekalipun bermuhasabah dalam sehari, maka kita sesungguhnya dalam keadaan “tidur”, hehehe … Tidak melihat sedang dimana kita, siapa kita dan akan kemana nantinya diri ini. Atau kita adalah orang sombong, sehingga tidak perlu bermuhasah.
Selamat Tahun Baru Mashihi, semoga bermanfaat …
( FB: Aslim.Akmal )
Posted in Lain-Lain | Comments Off
Monday, December 31st, 2012 |
**Sang Pemuda**
Kecintaan Ali pada Rasulullah saw, dibalas dengan sangat manis oleh Rasulullah saw. Pada sebuah kesempatan Rasulullah saw menghadiahkan kepada Ali sebuah kalimat yang begitu melegenda, yaitu : “Ali, engkaulah saudaraku. Di dunia dan di akhirat…” Ali, merupakan pribadi yang istimewa. Ia marupakan remaja pertama di belahan bumi ini yang meyakini kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Konsekuensinya adalah, ia kemudian seperti tercerabut dari kegermerlapan dunia remaja. Disaat remaja lain berhura-hura. Ali sudah berkenalan dengan nilai nilai spiritual yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw, baik melalui lisan maupun melalui tindak-tanduk beliau. “Aku selalu mengikutinya (Rasulullah saw) sebagaimana anak kecil selalu membuntuti ibunya. Setiap hari ia menunjukkan kepadaku akhlak yang mulia dan memerintahkanku untuk mengikuti jejaknya”, begitu kata Ali mengenang masa masa indah bersama Rasulullah saw tidak lama sesudah Rasulullah wafat.
Amirul mukminin Ali, tumbuh menjadi pemuda yang berdedikasi. Dalam berbagai forum serius yang dihadiri para tetua, Ali selalu ada mewakili kemudaan. Namun, muda tak berarti tak bijaksana. Banyak argumen dan kata kata Ali yang kemudian menjadi rujukan. Khalifah Umar bin Khatab bahkan pernah berkata, “Tanpa Ali, Umar sudah lama binasa”
Pengorbanannya menjadi buah bibir dalam sejarah Islam. Ali-lah yang bersedia tidur di ranjang Rasulullah saw, menggantikan dirinya, saat rumahnya sudah terkepung oleh puluhan pemuda terbaik utusan kaum kafir Quraisy yang hendak membunuhnya di pagi buta. Ali bertaruh nyawa. Dan hanya karena Allah saja semata, bila kemudian ia masih tetap selamat, begitu juga dengan Rasulullah yang saat itu ‘terpaksa’ hijrah ditemani Abu Bakar seorang.
Keperkasaan Ali tiada banding. Pada perang Badar, perang pertama yang paling berkesan bagi Rasulullah saw (Hingga sesudahnya, beliau memanggil para sahabat yang ikut berjuang dalam Badar dengan sebutan “Yaa…ahlul Badar…”), Ali menunjukkan siapa dirinya sesungguhnya. Dalam perang itu Ali berhasil menewaskan separo dari 70an pihak musuh yang terbunuh. Hari itu, bersama sepasukan malaikat yang turun dari langit, Ali mengamuk laksana badai gurun.
Perang Badar adalah perang spiritual. Di sinilah, para sahabat terdekat dan pertama-tama Rasulullah saw menunjukkan dedikasinya terhadap apa yang disebut dengan iman. Mulanya, jumlah lawan yang sepuluh kali lipat jumlahnya menggundahkan hati para sahabat. Tapi, do’a pamungkas Rasulullah saw menjadi penyelamat dari jiwa-jiwa yang gundah. Sebuah do’a, semirip ultimatum, yang sesudah itu tak pernah lagi diucapkan Rasulullah saw …”Ya Allah, disinilah sisa umat terbaikmu berkumpul … jika Engkau tak menurunkan bantuanmu, Islam takkan lagi tegak di muka bumi ini …”
**Sang Pemudi**
Bagi Fatimah, sosok Rasulullah saw, ayahnya, merupakan sosok yang paling dirindukannya. Walau hati sedih bukan kepalang, duka tidak berujung suka, begitu melihat wajah ayahnya, semua sedih dan duka akan sirna seketika. Bagi Fatimah, Rasulullah saw merupakan inspirator terbesar dalam hidupnya. Fatimah hidup dalam kesederhanaan karena Rasulullah saw menampakkan padanya hakikat kesederhanaan dan kebersahajaan. Fatimah belajar sabar, karena Rasulullah saw sudah menanamkan makna kesabaran melalui deraan dan fitnah yang diterimanya di sepanjang hidupnya. Dan Ali merasakan itu semua. Sebab Ali bin Abi Thalib tumbuh dan besar di tengah-tengah mereka berdua.
Maka, ketika Rasulullah saw mempercayakan Fatimah pada dirinya, sebagai belahan jiwanya, sebagai teman mengarungi kehidupan, maka ketika itulah hari paling bersejarah bagi dirinya. Karena sesunguhnya, Fatimah bagi Ali merupakan seperti bunda Khodijah bagi Muhammad saw. Sangatlah istimewa. Suka duka, yang lebih banyak dukanya mereka lewati bersama. Dua hari sesudah kelahiran Hasan, putra pertama mereka, Ali mesti berangkat pergi ke medan perang bersama Rasulullah. Ali tidak pernah benar-benar dapat mencurahkan seluruh cintanya untuk Fatimah juga anaknya. Ada mulut mulut umat yang menganga yang juga menanti cinta sang khalifah.
Mereka berdua hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan yang sampai mengguncang langit. Penduduk langit bahkan sampai ikut menangis karenanya. Berhari-hari tak ada makanan di meja makan. Puasa tiga hari berturut turut sebab ketiadaan makanan pernah hinggap dalam kehidupan mereka. Tengoklah Ali, dia sedang menimba air di pojokkan sana, Setiap timba yang bisa angkat, dihargai dengan sebutir kurma. Hasan dan Husein bukan main riangnya mendapatkan sekerat kurma dari sang ayah.
Pun, demikian tidak pernah ada keluk kesah dari mulut mereka. Bahkan, mereka masih dapat bersedekah. Rasulullah saw … tak mampu menahan tangisnya … ketika mengetahui Fatimah memberikan satu-satunya benda berharga miliknya, seuntai kalung peninggalan sang bunda Khodijah, saat kedatangan pengemis yang meminta belas kasihan padanya. Rasulullah saw, yang perkasa itu, tak dapat menyembunyikan betapa air matanya menetes satu persatu … terutama mengingat bahwa kalung itu begitu khusus maknanya bagi dirinya … dan Fatimah rela melepasnya, demi menyelamatkan perut seorang pengemis yang lapar, yang bahkan tidak pula dikenalnya.
Dan lihatlah … langit tak diam. Mereka sudah menyusun rencana. Hingga, melalui tangan para sahabat, kalung itu akhirnya kembali ke Fatimah. Sang pengemis, budak belaian itu dapat pulang dalam keadaan kenyang, dan punya bekal pulang, menjadi hamba yang merdeka pula. Dan yang terpenting adalah kalung itu sudah kembali ke lehernya yang paling berhak … Fatimah. Namun, waktu terus berjalan. Cinta di dunia tidaklah pernah abadi. Sebab jasad terbatasi oleh usia. Mati …
Sepeninggal Rasulullah saw, Fatimah lebih sering berada dalam kesendirian. Fatimah bahkan sering sakit sakitan. Sebuah kondisi yang sebelumnya tidak pernah terjadi saat Rasulullah saw masih hidup. Fatimah seperti tak dapat menerima, mengapa kondisi umat begitu cepat berubah sepeninggal ayahnya. Fatimah merasa telah kehilangan sesuatu yang bernama cinta pada diri umat terhadap pemimpinnya. Dan Fatimah semakin menderita karenanya setiap kali ia terkenang pada sosok yang dirindukannya, Rasulullah saw.
Pada masa saat kekalutan tengah berada di puncaknya, Fatimah teringat pada sepenggal kalimat rahasia ayahnya. Pada detik-detik kematian Rasulullah saw …di tengah isak tangis Fatimah … Rasulullah saw membisikkan sesuatu pada Fatimah, yang dengan itu sudah berhasil membuat Fatimah tersenyum. Senyum yang tidak bisa terbaca. Pesan Rasulullah saw itu sangatlah rahasia, dia hanya dapat terkatakan nanti sesudah Rasulullah saw wafat atau saat Fatimah seperti sekarang ini…terbujur di pembaringan. Rasulullah saw berkata, “Sepeninggalku, … diantara bait-ku (keluargaku), engkaulah yang pertama-tama akan menyusulku …”
Salin-Edit dari FB : Aslim.Akmal
Posted in Lain-Lain | Comments Off
Monday, November 26th, 2012 |
Untuk mengokomodir dan di kutip dari website aswajanu.com bahwa para tokoh senior NU dalam beberapa kali sarasehan menyatakan keprihatinan yang besar kepada setiap hasil pencarian suatu masalah yang terkait dengan ajaran Islam di Search Engine (mesin pencari), seperti Google dan Yahoo. Keprihatinannya adalah bahwa banyak hasil pencarian yang menjadi rekomendasi pada halaman pertama selalu dipenuhi dengan ajaran yang bukan ajaran Islam Aswaja dan cenderung memiliki dampak tidak positif baik bagi warga pembaca atau paham kebangsaan.

Dan web keluarga besar KH. Imam Haromain Kudus sudah masuk dan ter-index didalam search engine ( mesin pencari ) aswaja tersebut.
Posted in Lain-Lain | Comments Off